Dia adalah seseorang berkacamata, baik, lemah lembut, pandai, manis, dan cantik yang pernah aku kenal.
Lima tahun yang lalu, ia bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung, sekolah yang sama denganku. Siapa dia? Dia adalah teman sekelasku, panggil saja Annisa. Sekarang kami melanjutkan studi di Universitas yang berbeda. Aku melanjutkan studi di Universitas Lampung dan dia melanjutkan studinya di UIN Raden Intan Lampung.
Meskipun telah lama tidak bertegur sapa, aku masih ingat dengan nasihat yang diucapkan olehnya di pagi hari saat kami duduk di bawah pohon rindang sekolah sebelum bel berbunyi.
"Put, kamu tahu gak? Kenapa aku suka datang pagi dan selalu piket kelas meskipun aku gak ada jadwal buat piket di hari itu?" tanya Annisa.
"Hmmm...karena kamu ingin jadi anak rajin..." ujarku dengan nada menduga-duga.
"Bukan itu... " jawabnya.
"Terus apa?"
"Karena aku gak punya uang buat sedekah, jadi aku sedekah dengan tenaga dan waktu luang aku." jawabnya dengan bijak.
"Maksudnya gimana?" tanyaku penuh penasaran.
"Aku pernah dengar seorang ustadz berceramah, katanya sedekah itu gak harus selalu dengan uang, tetapi bisa juga dengan tenaga, waktu luang, ilmu dll. Karena aku gak punya uang buat sedekah, makanya aku berinisiatif buat piket setiap hari. Dengan begitu aku sudah sedekah tenaga dan waktu luang yang aku punya. Setidaknya aku bisa membantu teman-teman yang piket setiap harinya. " jelasnya sambil tersenyum.
"Hmm..... iya juga yaa.... " jawabku singkat sambil merenungi kata-katanya yang sangat menyentuh hati.
Bel masuk berbunyi, kamipun beranjak dari tempat duduk kami dan melangkahkan kaki menuju ruang kelas.
Bel masuk berbunyi, kamipun beranjak dari tempat duduk kami dan melangkahkan kaki menuju ruang kelas.
Kini semua itu telah menjadi kenangan yang membekas. Walaupun percakapan itu telah lama berlalu, kata-kata itu masih begitu hangat di dalam hati juga ingatanku.
Ucapannya itulah yang mengetuk pintu hati ini untuk memilih guru sebagai profesi yang akan aku jalani kelak setelah aku lulus dari jurusan pendidikan bahasa Inggris Universitas Lampung (aamiin).
Semenjak memasuki semester 6, aku mulai memberanikan diri untuk mengajar privat dan menjadi sukarelawan yang mengajar di panti asuhan. Meskipun ilmu yang kumiliki jauh dari kata sempurna untuk mengajar, setidaknya ilmu itu bisa bermanfaat untuk orang lain. Bagiku, mengajar adalah memberi dan belajar adalah mendapat. Ketika mengajar, kita tidak hanya sekedar memberi, tetapi kita juga akan mendapat pelajaran yang berharga dalam hidup. Dari mengajar, kita belajar untuk percaya diri, sabar, menghargai, dan memahami karakter setiap orang yang berbeda-beda. Bisa dikatakan bahwa "Giving is getting more" yaitu memberi sama dengan mendapat lebih.
Semenjak memasuki semester 6, aku mulai memberanikan diri untuk mengajar privat dan menjadi sukarelawan yang mengajar di panti asuhan. Meskipun ilmu yang kumiliki jauh dari kata sempurna untuk mengajar, setidaknya ilmu itu bisa bermanfaat untuk orang lain. Bagiku, mengajar adalah memberi dan belajar adalah mendapat. Ketika mengajar, kita tidak hanya sekedar memberi, tetapi kita juga akan mendapat pelajaran yang berharga dalam hidup. Dari mengajar, kita belajar untuk percaya diri, sabar, menghargai, dan memahami karakter setiap orang yang berbeda-beda. Bisa dikatakan bahwa "Giving is getting more" yaitu memberi sama dengan mendapat lebih.
Aku berharap, suatu hari nanti, aku bisa membuka tempat kursus bahasa Inggris untuk anak-anak jalanan yang kurang mampu (aamiin). Sekalipun kita tidak memiliki uang untuk diberikan, setidaknya kita bisa memberikan ilmu, tenaga, dan waktu luang untuk orang lain yang membutuhkannya.
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wajib bagi setiap muslim bersedekah”. Mereka (para sahabat) bertanya : “Wahai Nabi Allah, bagaimana kalau ada yang tidak sanggup ?”. beliau menjawab : “Dia bekerja dengan tangannya sehingga bermanfaat bagi dirinya lalu dia bersedekah”. Mereka bertanya lagi : “Bagaimana kalau tidak sanggup ?.” Beliau menjawab : ”Dia membantu orang yang sangat memerlukan bantuan.” Mereka bertanya lagi: “Bagaimana kalau tidak sanggup lagi?.” Beliau menjawab: “Hendaklah dia berbuat kebaikan (ma’ruf) dan menahan diri dari keburukan karena yang demikian itu berarti sedekah baginya”.”(HR. Bukhari no. 1353 dan Muslim no. 1676)
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wajib bagi setiap muslim bersedekah”. Mereka (para sahabat) bertanya : “Wahai Nabi Allah, bagaimana kalau ada yang tidak sanggup ?”. beliau menjawab : “Dia bekerja dengan tangannya sehingga bermanfaat bagi dirinya lalu dia bersedekah”. Mereka bertanya lagi : “Bagaimana kalau tidak sanggup ?.” Beliau menjawab : ”Dia membantu orang yang sangat memerlukan bantuan.” Mereka bertanya lagi: “Bagaimana kalau tidak sanggup lagi?.” Beliau menjawab: “Hendaklah dia berbuat kebaikan (ma’ruf) dan menahan diri dari keburukan karena yang demikian itu berarti sedekah baginya”.”(HR. Bukhari no. 1353 dan Muslim no. 1676)
"Janganlah takut untuk berbagi! Berbagi tidak akan pernah mengurangi harta maupun kebahagianmu. Berbagi akan selalu menghadirkan ketenangan dan kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan triliunan uang di Bank sekalipun. Itulah harta berharga yang sesungguhnya."(Putri Ramadhanty)
![]() |
As a Local Volunteer in AIESEC Summer Project |
As a Volunteer to Teach English in Afifah Afwa Orphanage
Hopefully the next photo will be....
( As The Founder of English Course for Indonesian Street Children)
(Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa)