Ayo Jadi Orang Bodoh

Saturday, June 8, 2019

Rekomendasi Hadiah Untuk Ibu


"Dek,  tolong pijitin ibu ya... Kaki ibu pegel-pegel.. "

"Ih.... Maleslah.....

Adek lagi maen games nih bentar lagi menang...nanggung bu...Abang aja tuh yang suruh mijitin... " jawab si adik. 

"Ish.. Apasih kok jadi abang?! Abang lagi banyak tugas nih! Pusing.... !" Sahut si Abang dengan nada kesal. 


"Yasudah ndak papa kalau gak ada yang mau mijitin ibu.. Jangan berantem..... Lanjutkan saja maen games sama belajarnya. " ujar sang ibu sambil tersenyum. 


Sounds familiar for you??
What about this one?

"Nak kapan kamu pulang ke rumah? Ibu rindu."

"Maaf ya bu belum bisa, aku sibuk jadi panitia balap karung.. Mungkin minggu depan. "


Seminggu kemudian..... 


"Nak kapan kamu pulang ke rumah? Katanya minggu ini kamu pulang?"


"Duh.. Maaf ya bu... Minggu ini aku gak bisa.... Tugas kuliahku banyak bu, jadwal padat."


"Yasudah ndak papa... Jaga kesehatan ya Nak... "


"Iya.. Udah dulu ya bu.. Aku lagi ngerjain tugas."


Pernah ngalamin?
Pasti pernah dong!
Terutama kalau kalian merantau ke luar untuk menimba ilmu.
Your mother's gonna keep asking "When will you go home, Dear?"
Dan kalian gak yakin kapan bisa pulang ke rumah.

Ketika hati pengen pulang ke rumah, ada aja halangannya.
Seakan-akan Tuhan gak ngizinin kita pulang ke rumah.
Sebenarnya bukan Tuhan yang gak mengizinkan, hanya saja situasi yang gak memungkinkan.

Sebenarnya ........

It's normal to have many things to do.
It's normal to be busy.
But it's not normal if you can't make your your time for your Mom.

Come on!
Jangan selalu membiarkan ibu menelfon.
Tapi telfonlah ibu sebelum ia menelfon.
Don't wait for your mom to call first!
At least sempatkan waktu 15 menit buat bicara.
She misses you a lot! Of course!
She doesn't need you to be the smartest student in the university or the richest person in the world!

She just wants you to be happy.

She forces you to study hard or work hard.
It's not for her. It's for you!
She knows if you study hard and work hard, you'll be able to earn money by yourself and fulfill your daily needs in the future. She knows that she won't live forever in this world to accompany you all the time! You can't count on her forever!
You'll have to be independent!

All she wants is to see you growing up as an independent, strong and good person.
Just it!


It's for your happiness!
Your happiness is her happiness.

Well... I will show you my friend's story.
I can't tell the name, but hopefully you all as the readers can get the lesson after reading this all. πŸ˜‰

My mom is the biggest liar I've ever met.

Sebenarnya, kisahku sederhana sekali. Aku lahir sebagai anak tunggal. Ayah meninggal saat umurku tiga tahun. Bahkan jujur aku tidak ingat wajah ayah, kalau saja aku tidak memiliki foto beliau. Ternyata kami mirip bahkan sampai ke bentuk hidung dan warna kulit, hehe. Aku hanya ingat sepenggal kisah saat mendiang ayah masih hidup. Bagaimana aku diperlakukan sebagai putri. Namanya juga anak pertama. Siapa sih yang tidak demikian? Sampai akhirnya ayah tutup usia, nenek menceritakan kalau ayah mencintaiku dan akupun mencintainya.

Saat ayah meninggal semua orang menipuku. Mengatakan kalau ayah harus tinggal sendiri, dan aku harus terima itu. aku terima saja. Satu yang menjadi pertanyaanku. ‘apakah dirumah baru nanti ayah punya kasur? Rumahnya bagus tidak?’ bukan apa-apa. Ayah sakit waktu itu. jangankan untuk berlari, memangku ku saja ayah tidak bisa. Dan aku bertanya pada ibu, kapan ayah akan tinggal lagi dengan kita? Ibu hanya menggeleng tidak menjawab. Yang aku ingat, mata ibu sangat merah waktu itu dan ibu berubah menjadi pendiam. Aku tidak suka.

Sampai pada akhirnya, aku tau kalau ayah tidak akan kembali. Rumah ayah berbeda. Atapnya dari tanah. Ayah tidak bisa keluar dari rumahnya. Kata ibu, kalau rindu titip doa lewat tuhan saja. Pakai mukena lalu berdoa lima kali sehari. Bilang kalau kamu sayang ayah dan sering jenguk kamu lewat mimpi. Aku bingung. Kenapa ayah tidak mau keluar dari rumahnya, apa tidak rindu aku? Padahal dia janji kalau kami akan bermain lebih lama. Setidaknya sampai matahari terbenam. Tapi yasudah. Kalau aku terlalu cerewet nanti ibu sedih. Aku tidak suka.
Semua kami jalani tanpa ayah. Aku tinggal dengan ibu, nenek, dan beberapa orang paman yang sayang padaku. Seorang pamanku pernah bilang, kalau ada yang Tanya ayah kemana, jawab saja;
“ayah merantau. Jauuuhh sekali. Kalau rindu Cuma bisa titip doa.” Sejujurnya aku tidak suka kalau ada yang bertanya demikian. Aku tidak suka orang-orang mencari ayah lagi. cukup aku dan ibu yang tau dimana ayah. Sudah saatnya ayah istirahat. Jangan di ganggu lagi. kalau rindu, titip doa sama tuhan saja. Dan yang membuatku heran, orang-orang sering menatap iba padaku. Ada yang mengusap kepalaku, ada yang bilang;
“sabar ya.. anak yatim adalah anak semua umat muslim. Orang tua mu banyak. Kami semua orang tuamu.” Kalau saja aku sudah pahamm saat itu aku akan menjerit dan berkata;
“aku ingin ayah. Aku ingin ayah kembali kesini. Bukannya sembunyi dirumah barunya yang aneh dan tidak ada pintu masuknya.” Tapi aku hanya diam saat itu. akupun kesal kenapa aku banyak diam waktu kecil.

Ibu banting tulang bekerja demi aku bisa sekolah. Nenek menghiburku dan mengajari banyak hal. Pamanku yang kecil memboncengku dengan sepeda bututnya demi aku bisa membeli es limun seharga seratus perak. Hidup terus berjalan. Aku masuk taman kanak-kanak, punya teman yang kadang diantar sekolah oleh ayah mereka. aku kembali bertanya;
“apa ayah tidak rindu aku? Aku sudah pakai seragam sekolah sekarang.”
Jika ada orang paling peka di dunia ini, dialah ibu. Itu menurutku. Ada tali batin antara aku dan ibu yang tidak dipahami oleh orang lain menurutku. Ibu tau aku rindu ayah. Maka besoknya, ibu menghabiskan banyak waktu denganku. Bukannya ibu tidak peduli padaku sebelumnya. 

Hei jangan salahkan ibu kalian jika dia tidak ada waktu demi mencari sesuap nasi untuk kalian. Toh kasih sayang tidak selalu dalam bentuk perlakuan. Bayangkan saja, ibu mana yang bisa tenang kalau anaknya kelaparan? Ibu itu penipu terbaik. Dia akan berkata kenyang tanpa memakan apapun demi kita bisa kenyang. Maka jangan salahkan ibu kalian jika dia bekerja keras dan memiliki sedikit waktu untuk kalian. Yang ada di dalam pikiran beliau hanya kita. Bagaimana kita aman, kenyang dan hangat. Apalagi untuk single parent seperti ibuku. Awas ya kalau kudengar kalian bilang;
“ ibu selalu sibuk uang dan tidak ada waktu untukku.” Pikirkan sekali lagi. ibu mana yang ingin anaknya sakit? Dude, kau lah harta berharga ibumu. Jangan banyak mengeluh.

Penyesalanku sampai saat ini adalah, belum bisa membanggakan ibuku. Aku tidak juara dikelas, aku tidak pintar, dan aku tidak bisa apa-apa awalnya. Matematika ku lemah, ilmu sosialku lemah dan Sains ku lemah. Ibu hanya diam saat ada ibu-ibu lain membanggakan anak-anaknya di depan orang lain. Tapi di depanku, ibu selalu bilang.
“ibu bangga punya anak kayak kamu. Kamu selalu makan habis makanan yang ibu bikin, kamu selalu semangat kalau senam disekolah.” Aku senang. Ibu selalu memujiku bahkan disaat guru disekolah menyebutku anak lemah. Aku suka ibuku pokoknya. Dialah perwujudan ayah dan ibu disaat yang bersamaan.

Saat aku menginjak pendidikan menengah pertama. Ibu mengatakan kalau dia akan menikah lagi. entahlah, aku bingung harus bereaksi bagaimana. Aku tidak mau ibu melupakan ayah. Tapi aku belum punya apa-apa untuk membahagiakan ibu dan melarang dia menikah lagi. akhirnya, aku mengalah. Ibu boleh menikah asalkan itu bisa membuatnya bahagia. Maksudku, aku belum punya sesuatu yang bisa membuat ibu bahagia mengalahkan rasa bahagianya untuk menikah. Dan ayah tiriku, memiliki seorang laki-laki yang lebih tua dariku. Dan dia juga tunggal. Kehidupan baruku dimulai. Dimana penilaianku mengenai ibuku seorang pembohong semakin menjadi.

Aku memasuki masa transisi, dimana hidupku harus berbagi dalam segala hal. Berbagi kasih sayang ibu dengan saudara baru. Ngomong-ngomong, kakak tiriku ini ditinggal mendiang ibu nya saat dia berada di kelas tiga sekolah dasar. Awalnya aku biasanya saja. Ibu berhak sayang pada siapa saja. Namun lama-lama aku merasa tersaingi. Saudara tiriku pintar, dia juara. Dia seperti menjadi idola baru dikeluarga. Aku benci. Aku menahan semua itu sendirian. Bahkan, di pertengkaran ku dengan ayah tiriku, bahkan dengan saudara tiriku, tidak ada yang membelaku. Aku bahkan sempat benci pada ibu. Kenapa dia diam saja saat aku dimarahi. Apa dia hanya sayang pada kakak tiriku karna kakak tiriku yang terbaik? Pintar dan sebagainya? Aku dan ibu berada di fase terhalangi oleh sebuah sekat tipis. Aku memperjuangkan diriku sendiri dan ibu dengan perjuangannya demi aku. Ayah tiriku baik. Sangat baik malah. Aku tidak akan menilai dia jelek. Dia baik kepadaku seperti kepada anak kandungnya. Tapi tetap saja, aku akan bertahan pada mendiang ayah. Aku tidak tau apakah ibu sudah melupakan ayah. Tapi kuharap ayah dengar ini;
“biar semua orang melupakan ayah. Tapi aku akan tetap mencintai ayah dan ibu. Kalianlah orang tua kandungku. Aku sayang ayah. Sampai kita dipertemukan lagi di akhirat.”

Tahun-tahun sulit terjalani. Aku diterima kuliah diluar kota. Aku sempat ragu meninggalkan ibu. Maksudku, aku anak ibu. Aku sudah berjanji pada ayah untuk menjaga ibu. Kalau aku pergi lantas ibu bagaimana? Ibu bilang:
“tidak papa. Ibu kan ada nenek dan ayah. Kuliah yang rajin ya. Biar hidup kamu enak. Lebih baik dari yang sekarang” aku ingat. Selalu ingat perkataan yang itu. Aku kuliah jauh dari ibu dan setiap kali menelpon, ibu selalu menguatkanku yang dilanda homesick.
“ibu sakit? Kok suaranya beda?” tanyaku suatu hari ditelpon.
“engga. Ibu cuman habis dari masak dagangan. Dapurnya kan pake kayu bakar. Batuk.”
“jaga kesehatan bu. Jangan dipaksain kerja. Nanti sakit.”
“ibu ini kuat. Jangan diremehin. Kamu sedewasa ini kalau bukan karna ibu yang membesarkan, lalu karna siapa?” 
ibu selalu bisa membuatku terkagum. Rasanya tidak salah hari ibu diadakan. Dan besoknya, saat aku menelpon dengan nenek, beliau keceplosan bilang kalau ibu lagi sakit. Ibu menipuku. Dengan baiknya. Ibu selalu bilang dia kuat, dia sehat, jangan diremehkan. Tapi dia terkadang lupa kalau dia manusia dan manusia butuh istirahat.

Semakin dewasa umurku, semakin kritis aku pada ibu. Semakin sering ibu berbohong. Berbohong sudah jadi kebiasaan ibu. Walaupun aku sudah tau. Tapi ibu selalu ingin aku tidak mencemaskan beliau. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Aku dan ibu tengah sibuk didapur. Aku mengutarakan isi hatiku buat pertama kalinya. Aku mengatakan kenapa ibu selalu mengalah dengan ayah? Padahal aku tau ibu terkadang tidak setuju dengan pendapat ayah. Kadang aku kesal. Kenapa ibu jadi lemah begini? Maksudku, memang suami memimpin rumah tangga, tapi apakah seperti yang dilakukan ibu? 

Aku sedikit terganggu. Dan ini yang ibu bilang;“ibu gapapa. Selama ayah masih memperlakukan kamu sama seperti anak kandungnya. Gapapa ibu mengalah. Ibu pingin kamu bahagia, ke. Ibu pingin kamu fokus kuliah dan sukses. Jangan jadi kaya ibu. Ayah juga niatnya baik. Pengen hidup kita ini lebih baik. Ibu mah udah tua.”
“tapi apa ibu bahagia?”
“ibu bahagia kok. Kan ibu punya kamu. Kamu tau? Kepulangan kamu sangat ibu nantikan. Kamu suka bantu ibu kerja. Tenaga kamu kuat buat bantu ibu. Ibu bangga sama kamu.”

Kalian tau? Ibu ku menukar kebahagiaannya demi aku. Ibu yang ku bilang lebih sayang saudara tiriku ketimbang aku dulu, ibu yang membiarkanku dimarahi ayah tiriku. Dan ibu yang selalu mengikuti kemauan semua orang. Dan ibu yang yang selalu terdengar kuat di telpon. Semuanya bohong. Aku tidak akan mengatakan kalau ibu tidak bahagia dengan pernikahannya yang sekarang. Hanya ibuku yang tau.
Yang bisa ku katakan adalah, ibuku menyerahkan segalanya demi aku, ibu secara tidak langsung menamengi aku dengan dirinya. Melindungi aku yang sok kuat ini, dan berbohong agar aku bisa meraih mimpiku. Bukan demi dia yang sejahtera dihari tua.
Bukan untuk menuntut agar aku memberangkatkan dia ke mekkah suatu saat nanti. Hanya sederhana. Demi aku bisa bahagia. Demi aku bisa menikmati hidupku. Demi aku anaknya. Hanya itu. ibu menampung semua keluhanku mengenai kuliah, sedangkan beliau lebih lelah ketimbang aku. Ibu bohong mengatakan kalau dia sehat. Sedangkan aku menemukan banyak obat di kamarnya. Obat sakit kaki, sakit tangan. Semuanya karna bekerja berat demi mengirimkan uang jajan untukku. Ibu bilang dia senang, padahal terkadang kutemukan wajah murungnya yang tidak ingin dia perlihatkan padaku. Ibuku pembohong. Ibuku berbohong demi aku.

Sekarang, aku bertekad. Aku akan menjemput kebahagiaan ibu kembali. Aku akan membawa ibu kemanapun aku pergi kelak jika aku sudah bekerja. Akan kubahagiakan ibu hingga ibu tidak perlu berbohong dan berpura-pura lagi. dan semoga allah berikan ibuku surga yang indah dan tentram kelak.

Pesanku Cuma satu. Tidak usah penasaran dengan dewi yunani, tidak usah penasaran dengan malaikat. Kita selalu punya satu. Aku punya malaikat yang rela  memotong sayapnya demi aku bisa terbang. Bagi kalian yang sama denganku, berjanjilah suatu saat akan mengembalikan sayap itu atau bahkan menukarnya dengan yang baru. Berjanjilah. Dan jangan sekali-kali membentak ibu kalian. Jangan sekali-kali. Hormati dia. surga dibawah telapak kakinya. Ridho allah, ridho ibumu. Berjanjilah untuk membahagiakannya hingga dia berhenti berbohong. Kalian boleh bermimpi untuk travelling atau membeli pulau sekalipun. Tapi jangan lupakan satu mimpi yang wajib kalian penuhi;
“SEDIAKAN HARI TUA YANG TERBAIK BAGI IBU DAN AYAH KITA.’

Salam buat seluruh ibu di dunia.

 (C'est La Vie)

If you imagine your mom while reading, your tears will slowly fall down and you need some tissue to wipe it up.

The last one..
I wanna let you know something.

This is what i got during my holiday.
My grandma living alone in her house with noone! If the holiday comes, all her children and grandchildren will gather at her house. She is so happy. But after the holiday ends. Her house feels empty and silent. She always cries when it is the time for her sons and daughters to go back to their homes.

My aunty asked if my grandma was willing to stay with her or not.
All sons and her daughters are worried about her if she lives alone at her house since my father passed away. My grandma refused to stay at my aunty's house. She said "Who will take care of my roosters, hens and chickens at my house,huh?"

I know it was just a lie.
The fact is she doesn't wanna bother my aunty by staying at her house.
She doesn't wanna bother her daughter. Ofc!

The last thing i wanna say to you guys!

Seorang ibu mampu membesarkan 10 buah hatinya dengan kasih sayang yang tulus. Namun seorang anakpun belum tentu mampu merawat ibunya yang tua renta dengan sabar dan ikhlas sebagaimana seorang ibu mampu membesarkan anak-anaknya. 
Berapa kali bayangan ibu terlintas di benak kita? 
Berapa kali kita memikirkan ibu kita melebihi kita memikirkan kuliah? doi? atau pekerjaan?
Kalau kita fikir dengan memberi seorang ibu prestasi, uang dan rumah mewah, sudah cukup. 
Itu semua salah besar!
Seorang Ibu membutuhkan perhatian kita, seorang ibu butuh didengarkan setiap keluh kesahnya. 
Setiap ibu pasti selalu ingin agar anaknya menemani ia di usia senjanya. 
Mungkin semua itu tak pernah terucap dari lisannya! Ia tak pernah meminta! Karena ia tahu permintaan sederhana itu mungkin akan terasa berat untuk anaknya. 
Ia memilih hidup seorang diri, berkata bahwa ia baik-baik saja.. Semata-mata ia hanya tak ingin menyusahkan anaknya. :') Ayolah, selalu sempatkan waktu untuk berbincang dengan ibumu walau hanya melalui telfon. 
Temuilah selagi bisa. :')
She just needs your time and your attention. She doesn't really need your money. :')










at June 08, 2019
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

2 comments:

  1. Alnovara Yuan NabillaJune 10, 2019 at 7:52 PM

    😭❤

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  2. WinterBearJune 10, 2019 at 8:56 PM

    Thanks a lot.😍😍😍

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

The Perks of Being an Introvert

    The Perks of Being an Introvert   Being an introvert means that someone gains energy from being solitude away from the crowd. Norm...

  • How was your day? VS How is your day? 😱
    How was your day? atau How is your day? Hayo pilih yang mana?? πŸ˜„ Apa sih bedanya? Okay let me explain.. How was your day? digun...
  • Resensi buku "Ini Tentang Segalanya Yang Aku Kira Tidak Akan Pernah Menjadi Baik-Baik Saja"
    Judul Buku : ITSYAKTAPMBBS (Ini Tentang Segalanya Yang Aku Kira Tidak Akan Pernah Menjadi Baik-Baik Saja) Penulis Buku : Jein Setiyanto He...
  • Motivasi Ala Jerome Polin (Nihongo Mantappu)
    Hi readers! Kali ini gua bakal ngerangkum motivasi-motivasi dari Youtuber yang kece nih! Siapa? Atta? Bukan! Tapi Jerome Polin 😁 Sia...

About Me

My photo
PutrizukaSensei
View my complete profile

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (1)
  • ▼  2019 (26)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ▼  June (2)
      • Hikmah behind KKN 🏑 (Ini Ceritaku Mana Ceritamu?)
      • Rekomendasi Hadiah Untuk Ibu
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)

Report Abuse

  • Home

Search This Blog

Awesome Inc. theme. Theme images by sololos. Powered by Blogger.