Sunday, October 27, 2019

Jerawat Oh Jerawat

"Ya ampun.. Sekarang Putri jerawatan ya.. Pake blablabla aja biar ilang jerawatnya. " kata bude

"Ya ampun.. Jerawat kamu Put banyak banget...ckckck..." kata ayah

"Eh sini Put.. Kamu mau gak bapak anterin ke salon kecantikan biar jerawatnya sembuh?" kata guru

Sekilas terdengar seperti nasehat yang diberikan supaya seseorang bisa menghilangkan jerawat di wajahnya.

Nasehat dengan balutan niat baik yang sayangnya tidak mampu menghilangkan jerawat seseorang tapi mampu menghilangkan kepercayaan diri seseorang terutama jika diucapkan berulang kali.

Dulu waktu masih SMA, gua adalah seorang Putri yang punya banyak banget jerawat and it was worse than now!

Awalnya, gua merasa B aja dengan keberadaan jerawat gua, karena gua tau di luar sana masih ada orang yang lebih banyak jerawatnya dibanding gua. Dan gua dulu berfikir it was normal to have acne since i was still teenager who is hitting my puberty.

Tetapi lambat laun.
Hal yang menurut gua biasa.
Ternyata dianggap gak biasa oleh orang-orang sekitar gua.
Terutama dari bude, tante, om, ayah, ibu, bahkan sampe guru laki-laki di sekolah gua ikut mengomentari jerawat gua.
Ketika gua menerima diri gua apa adanya, orang lain malah gak bisa menerima diri gua.

Mereka bilang "Muka itu harus dijaga.. "
Mereka bilang "Kalau muka jerawatan nanti gak ada cowo yang mau"
Mereka bilang "Pake ini aja biar jerawatnya ilang.. "
Mereka bilang "Jangan make ini, tapi pake ini aja biar jerawatnya ilang."

Akhinya semua yang mereka bilang, seketika menjadi suatu hal yang harus gua ikutin.

Semenjak itu gua sangat membenci wajah gua.
Gua selalu maju-majuin jilbab gua demi nutupin jerawat gua.
Gua selalu nunduk setiap bicara sama orang lain supaya orang itu gak salah fokus dan merasa jijik sama jerawat gua.
Gua males pulang kampung pas lebaran dan ketemu banyak orang.
Gua selalu menyembunyikan perasaan sakit gua atas nasehat-nasehat mereka dengan nangis dibawah kolong meja.
Gua selalu menjadikan cermin sebagai musuh utama yang perlu gua hindarin supaya gua gak melihat bayangan wajah gua.
Gua menghabiskan uang orang tua gua demi membeli obat-obat jerawat yang selalu disarankan oleh orang-orang.
Dan setelah gua mencoba semua obat jerawat sesuai apa kata orang, jerawat gua malah memburuk.

Setelah jerawat gua memburuk, ada orang yang berkomentar "Kamu ini makanya nyoba dong beli obat jerawat. Jerawat jangan di diemin aja."
Mereka dengan mudah bilang kalau gua gak merawat wajah gua tanpa melihat dan mau tau seberapa banyak obat jerawat yang gua coba dan hasilnya nihil.

Dan akhirnya semenjak gua lulus SMA dan menginjak bangku kuliah, gua dipertemukan dengan lingkungan yang gak mengomentari jerawat gua.
Gua yakin mereka mungkin jijik ngeliat jerawat gua tapi mereka memilih "diam" dan "respect".
Dan diam dan respect mereka itulah yang lambat laun membuat hati gua tenang.
Membuat lelahnya telinga gua menjadi terobati.

Akhirnya gua mulai untuk gak mencoba obat jerawat apapun. Gua mau mengistirahatkan wajah gua, hati dan fikiran gua supaya lebih bahagia.

Gua mulai mencintai diri gua kembali apa adanya.
Dan alhamdulillah day by day jerawat gua berkurang dan gak separah pas di SMA.

Ya meski kadang muncul tapi gua bersyukur karena setidaknya gak separah dulu.
Dan kalaupun nantinya bakal separah dulu lagi.
Gua pastinya akan terus mencintai diri gua apa adanya dengan cara gua sendiri yang easy and low budget yaitu dengan menjaga pola makan.
Misalnya dengan mengurangi makanan yang manis-manis, berminyak, juga kacang-kacangan. Selain itu gua juga rajin cuci muka pake facial wash. Yah.. Cuma cuci muka aja. Gak mau muluk-muluk.

Dan setelah sekian lama gak kena body shaming. Akhinya di semester 7, gua kena body shaming lagi.
Beberapa orang mengomentari "Putri ini aneh ya masa gak mau pake make up atau skincare.. "

Ketika ngedenger hal itu gua gak sakit hati sih.
Biasa aja.
Karena mungkin udah terbiasa. Haha.

Gua cuma diem aja. Senyumin aja.
Semakin lama di diemin malah semakin menjadi.

Dan pada suatu hari ada yang berkomentar "Put.. Kalau mau jadi guru itu harus dandan.. Biar menarik.. "

Hingga akhirnya "BOOM" ! Gua tampar mereka dengan nada ngegas

 "Untuk apa peduli sama kata orang? Yang penting itu apa kata Allah bukan kata orang!"

Seketika mereka diam dan gua tau mereka sakit hati dengan kata-kata gua.
Tapi mereka juga harus tau kalau gua juga sakit hati karena perkataan mereka dan mereka harus sadar akan hal itu. Dan semoga mereka gak melakukannya ke orang lain.

Gua gak pernah mengomentari how their look! But why they have to comment how i look?

Well. Maaf kalau gua pernah ngegas.
Tapi kalian harus tahu.
I have my own reason why i dont wear make up.

Menurut gua sayang banget uang kalau dihabiskan cuma buat muka doang.
Lebih baik uangnya buat beli buku kuliah dan ditabung buat keperluan mendadak.
Alias buat ngeringanin beban orang tua.

Karena gua bukan terlahir dari keluarga sultan dan guapun bukan anak sultan, jadi gua harus membedakan mana kebutuhan mana keinginan.
Dan sebisa mungkin gua memenuhi kebutuhan gua terlebih dahulu daripada keinginan.

It's about priority.

Pada dasarnya gua gak membenci make up atau skin care, hanya saja menurut gua itu bukan prioritas utama gua buat saat ini.

Ada saatnya kok gua bakal pake make up dan skincare seperti yang lain. :)
Yaitu nanti saat gua udah kerja dan kebutuhan utama lain gua udah terpenuhi.

Dan untuk saat ini i just wanna love my self just the way i am. I love my bare face without make up. I love my acnes! I love my self because Allah created me in a perfect way!
Gua gak mau menutupi jerawat gua dengan make up karena i realize my acne is a part of myself. Jerawat bukan aib yang harus ditutupin. :) Melainkan hal yang harus disyukuri.

Bagi gua hal utama yang harus dibenahi adalah hati bukan wajah.
Karena Tuhan melihat hatimu, bukan fisikmu. :)

Kata-kata itu yang selalu mengobati luka gua setiap kali gua sedih ketika dikomentarin prihal jerawat.

Harapan gua cuma satu. Semoga gua bisa membenahi diri gua jadi orang yang lebih baik lagi. Gua berusaha untuk itu.

Buat kalian yang mengalami hal yang sama kaya gua. Mungkin kalian dikomentari tentang bentuk tubuh, tinggi badan atau wajah sampai akhirnya kalian sedih dan terpuruk.

Selalu ingat ya "kalau Tuhan selalu melihat hatimu,  bukan fisikmu."
Dari pada membenahi fisik yang ujung-ujungnya juga bakal keriput dan habis termakan tanah, lebih baik kita membenahi hati kita supaya kita menjadi orang yang lebih baik lagi.

Jangan pernah merasa sendiri.
Jangan pernah merasa kalau masalah kalian paling besar.
Karena setiap orang punya masalah.
Dan masih banyak orang yang punya lebih banyak masalah daripada kita tapi masih bisa kuat.
Dan untuk itu itu kita harus kuat karena kita punya Tuhan.

Disaat orang terdekatmu menyakitimu karena fisikmu, ingat Tuhanmu masih mencintaimu karena hatimu.
Hati yang selalu tegar dan selalu memaafkan mereka yang menyakitimu lewat lisan mereka.

Dan semoga dengan rasa sakit yang pernah kita rasakan ketika menghadapi body shaming, membuat kita belajar lagi untuk menjaga lisan kita agar tidak melukai hati orang lain.

Kalau kita merasa sakit hati karena perkataan orang lain mengenai tubuh kita, kita punya hak untuk menyatakan ketidaksukaan itu.
Kita berhak buat membela diri dan menanggapi dengan cara yang elegan dan tegas.
Supaya orang itu sadar bahwa kata-katanya itu menyakiti hati orang lain.
Dan supaya orang itu tidak melakukannya lagi terhadap orang lain.

Tidak perlu marah dan merasa terhina karena pada dasarnya orang yang menghina bentuk tubuh kita tanpa sadar telah menghina Tuhan yang menciptakan kita dan juga mereka.

Semoga Allah memaafkan kita dan juga mereka semua yang telah menyakiti kita. Aamiin.

Dan buat kalian yang having the same problem kaya gua prihal jerawat.

Saran gua sih.
Konsultasi sama orang yang bener-bener paham masalah muka alias dokter kulit.
Karena kalau kita ngikutin kata orang dan cara orang lain untuk nyembuhin jerawat, biasanya bakal nambah parah.
Kenapa? Karena jenis kulit orang beda-beda dan pastinya obatnya bakal beda. Cocok di orang lain belum tentu cocok di kita.
Makanya kita harus banyakin wawasan tentang jenis-jenis kulit wajah supaya nemuin skincare yang cocok sama jenis kulit. Dan selalu doa sama Allah semoga disembuhin.

Pertanyaannya "Gimana kalau tetep gak berhasil?"

Jawabannya: "Mungkin Allah ingin agar kita lebih membenahi hati kita supaya lebih bersyukur atas wajah kita dan lebih mau membagikan uang kita kepada yang membutuhkan daripada ngabisin uang buat beli skincare.
Positive thinking aja.
Mungkin dengan adanya jerawat kita, kita bisa nemuin orang yang cinta sama kita karena hati kita dan bukan karena fisik kita.
Mungkin dengan adanya jerawat kita, kita lebih menjaga aurat kita dengan gak memamerkan wajah di sosial media yang nantinya bisa menimbukan penyakit ain, atau mungkin disalahgunakannya foto kita oleh oknum-oknum akun porno di instagram.
Mungkin dengan adanya jerawat kita, kita malah jadi nambah ilmu seputar kulit wajah, skincare dan bahan-bahan yang ada di dalamnya.
Mungkin dengan adanya jerawat, kita diajarkan untuk sabar menerima komentar orang dan lebih mencintai diri kita apa adanya.
Bukankah orang yang sabar disayang Allah? Kalau Allah udah sayang?
Jaminannya surga :)
Intinya positif thinking aja ya. :)
Allah punya rencana tersendiri kok. "

Mungkin itu saja yang bisa gua ceritain dan sampaikan. Harapan gua, kita semua bisa menjadi orang yang lebih menjaga lisan kita dan selalu menjadi manusia yang menghargai sesama. Aamiin.


Wednesday, October 23, 2019

My unforgetable remarkable weird ordinary Indonesian literature teacherπŸ‘¨

Here we go.

I would like to let you know about my teacher in islamic high school.
His name is Asyikin. It is almost the same like word "asik" which means "fun".

Yes.
The way he taught the students was so fun.
He taught indonesian literature in my class. He introduced us about a lot of unusual and unique indonesian poems we didnt know beforehand.

I dont remember all the things about Indonesian Literature he taught.
All i remember the most is just the way he taught and the inspiring words he told.

He said "Art means that what beautiful for you doesnt always mean beautiful for me. You perhaps dont like rock music but others may like it. You can say art is a beauty and there is no exact definition of beauty since everyone defines it in different way.

Whenever i remember what he said, I learn not to force someone to have the same opinion like me and to agree with what i believe as the truth. For me, everyone has different point of views, and we have to respect their decisions, ideas, and opinions as we expect others to respect ours as well.

His words are really stuck in my head.
I can still remember it clearly.

He is so unpredictable and confusing person i've ever known because there is a fact that no teacher in my school who has his phone number but school building keeper. 😁 I wonder why.
He is a teacher in my school but why the only one who knows his number is just school building keeper?

(Well! Let's just forget about it and go on reading)

He is also one of the funniest teachers i've ever met.
He shared each of us a piece of paper consisting 10 questions.
He gave us 5 minutes to finish them! That was so crazy!
I answered 5 questions carefully and i found that the questions were so stupid. I forget what the questions are like but maybe it is gonna be like this "how many letter B do you find in the word Belambangan Umpu?"

I wondered why 3 of my friends could finish it in no time and write i am done on the white board immediately.

I kept going on and tried to accomplish all those stupid questions.

And when i came to the last question i got annoyed since it said "ignore all questions and just wrote i am done on white board".

Whaaaaaattttttttt??
What a waste of time and energy i've spent!
Well i laughed in the end.
I learn something "Dont take everything seriously! We need to chill out and laugh a moment."

Hmm.. Oh yeah..

He once got angry with my class because we made a noise while he was explaining something.
He didn't yell at us or threw a boardmarker to our head or even slam the door at that time.
What he did was so surprising.

He ordered half of students to go outside the class to see around the school yard and tell everything they found outside and the rest of students were asked to stay in the class.
While some students were out. The teacher asked the students inside the class to keep silent and ignore their friends when their friends came back to the class and started to tell everything they found outside the class.


After finishing to see around and get something to tell, they entered the class and they were asked to tell everything they found outside to their seatmates who were only asked to stay in the class.

I was the one who stayed in the class so when my friend told me everything she found in the school yard, i just kept silent and ignored her.

I wanted to laugh at that time because i couldnt pretend in that way. But i tried not to laugh. My friend was so confused and annoyed to be ignored by me. Her face turned red like fire.

The class became full of silence until in the end my teacher broke the silence and said "how does it feel to be ignored by your friends while you are talking?"

 "Annoying.."some students replied

"do you like to be treated in that way?" asked my teacher.

"no... " we answered.

He said and smiled "Well.. I hope you learn something today.. Respect others as you expect someone to respect you. "

Finally he left the class before his class actually ended.

I got impressed of what he did.
About how he expressed his anger and advice in a good way instead of yelling or cursing us.

He is so a remarkable and unforgetable teacher.I feel so lucky to meet him and have him as my teacher.

I hope he's always in Allah 's guidance and protection.

I think that's all i want to share to you.
Wish you get a lesson from what i've shared here.

And thanks for reading!



The Perks of Being an Introvert

    The Perks of Being an Introvert   Being an introvert means that someone gains energy from being solitude away from the crowd. Norm...