"Rasa cinta Tuhan gak selalu berupa nikmat dunia. Kadang rasa cinta Tuhan itu berupa kepedihan. Supaya kita 1000 langkah jadi lebih dekat dengan Tuhan."
-Random Human Being-
Mungkin it sounds ridiculous to say this..
Bagaimana bisa Tuhan mencintai manusia dengan cara membuatnya khawatir, sakit, dan menderita?
Lagi-lagi, bukan maksud untuk menerka-nerka maksud Tuhan.
Tetapi, ini tentang berprasangka baik terhadap Tuhan.
Bukankah Tuhan itu sesuai dengan prasangka hambanya?
Aku tahu, kita sudah cukup kita lelah dengan kekacauan yang menimpa dunia akibat COVID 19.
Fitnah dan ujaran kebencian yang bertebaran kesana kemari akibat kita terlalu menafsirkan maksud Tuhan dalam konotasi yang negatif.
Saling menyalahkan dan merasa paling benar sendiri sesungguhnya adalah virus terbesar paling berbahaya yang sedang menggerogoti manusia saat ini.
Memandang COVID 19 sebagai azab untuk suatu kaum tertentu adalah kebutaan dan kebodohan yang sangat nyata.
Karena jelas-jelas semua umat manusia merasakan dampak dari COVID 19 bukan hanya kaum atau kelompok tertentu saja.
Baik tua maupun muda, kaya ataupun miskin, semua punya peluang untuk terjangkit COVID 19.
Harta, tahta dan kekuasaan tidak menjamin untuk bisa terhindar dari virus ini.
Lalu, sadarlah tidak ada yang bisa kita sombongkan.
Iman kepada Tuhan saja tidak cukup apabila tanpa ikhtiar untuk menjaga kebersihan dan tanpa mematuhi himbauan kaum intelek yang berwenang. Jadi jangan sesumbar berkata bahwa keimanan mampu menyelamatkan kita dari COVID 19. Karena kesombongan hanya akan menjatuhan kita dan menjauhkan kita dari aroma surga yang dijanjikan Tuhan.
Iman saja tidak cukup dan doa saja tidak cukup bila tanpa ikhtiar. Dan ikhtiar tanpa doa juga akan menjadi tidak sempurna.
Dalam ikhtiar kita memberantas COVID 19, kita butuh orang lain.
Kita butuh semua orang untuk saling bekerja sama. Bukan hanya bekerja sama dengan golongan tertentu melainkan semua golongan harus turut andil.
Mulailah dari memperbaiki diri sendiri. Turunkan ego, turunkan kesombongan, dan mulailah bekerja sama. Saling merangkul, saling mengingatkan dan bukan saling menjatuhkan.
Mungkin COVID 19 adalah surat cinta dari Tuhan untuk menyembuhkan penyakit hati kita berupa kesombongan, kekikiran dan keangkuhan.
Tuhan ingin membangunkan kita bahwasanya kekayaan ataupun tahta kita tidak bisa menjadikan kita lebih berkuasa dibanding Tuhan.
Kita hanya manusia,
Manusia yang membutuhkan Tuhan.
Manusia yang membutuhkan manusia lainnya untuk bisa saling membantu dan membuat Tuhan tersenyum bangga melihat kita yang bisa menjadi orang yang lebih beradab daripada hanya sekedar berakal.
Mungkin Tuhan ingin berdiskusi dengan kita dengan membuat semua rencana indah ini agar kita sejenak berdiam diri di rumah dan lepas dari aktivitas duniawi.
Mungkin Tuhan ingin kita meluangkan waktu untuk berfikir tentang mati. Karena hidup kita tidak melulu tentang esok hari di dunia melainkan juga tentang hari esok di akhirat.
Mengingat mati bukan berarti menjadikan kita hopeless dan kehilangan impian.
Mengingat mati seharusnya menjadikan kita pribadi yang bisa membunuh ego, kesombongan, dan kebiasaana buruk yang melekat dalam diri kita.
Ambilah contoh.
Di saat-saat COVID 19 bertebaran.
Jika seseorang berfikir "Bagaimana kalau aku mati hari ini?" tentu orang itu akan lebih berfikir untuk melakukan kebaikan di sisa waktu hidupnya. Berfikir bagaimana cara menolong lebih banyak orang. Khususnya bila di kondisi saat ini adalah menolong orang-orang yang sulit mencari nafkah dikarenakan isu COVID 19.
Jika seseorang berfikir "Bagaimana aku bisa bertahan hidup untuk besok dan seterusnya selama COVID 19?" .
Seseorang akan cenderung berfikir untuk membeli seluruh masker dan makanan dengan kekayaan yang ia miliki. Kalau setiap orang berfikir seperti ini tak heran kalau banyak kebutuhan sehari-hari yang akan melonjak harganya atau bahkan menjadi langka dan nyaris habis.
Sadarilah bahwa yang lebih berbahaya dibanding COVID 19 adalah ego kita untuk mementingkan diri sendiri dan saling menyalahkan.
Yuk gunakan waktu kita di rumah untuk lebih banyak intropeksi membenahi diri dan lebih banyak berprasangka baik terhadap Tuhan!
Hindari saling menyalahkan tapi yuk saling mengingatkan dan membantu! :)
Semoga kita menjadi orang yang lebih positif. Aamiin.
From : A random, plain, and sinful girl named Putri.
For : All of human beings in this world.
From : A random, plain, and sinful girl named Putri.
For : All of human beings in this world.
No comments:
Post a Comment