Monday, March 16, 2020

Hikmah Dibalik Rasa Sakit


 Sakit itu gak enak. Seenggak enak pil yang harus ditelan saat sakit. Namun terkadang yang pahit itu lebih baik daripada yang manis-manis. 
(Random Human Being)

Sakit.
Siapa sih yang mau sakit?
Pasti gak ada kan ya?
Sakit itu gak pernah masuk ke daftar impian siapapun termasuk presiden Jokowi. Hehe
I am sure all of us always expect, wish, hope and pray we could stay healthy and happy till the end of the day!

Sayangnya, hidup itu gak hanya berisi rancangan dan harapan manis kita tetapi, juga rancangan dan harapan manis Tuhan untuk kita as His beloved worshipers.

Kalo diibaratin, kita wish dapet doi mancung, eh dikasih Tuhan doi pesek.
Mungkin the deep inside kita bakal kecewa tapi, sebelum kecewa, coba deh positif thinking dulu. Siapa tau yang pesek lebih setia dibanding yang mancung. Juga bisa bikin kita lebih bahagia. Iya gak? Hehe.
Lagi-lagi Tuhan lebih tau mana yang baik buat kita.

 Abaikan perumpaan di atas let's get back to the main topic about SAKIT.

Sakit itu memang gak enak.
Ngebuat nikmat dunia serasa hambar.
Tidur yang seharusnya nyenyak, jadi kebangun karena sakit.
Liburan yang seharusnya make you happy, malah make you so lazy.
Makanan yang enak dan se-costly apapun bakal jadi so insipid or even bitter when you swallow it.
Uang yang kita punya pun gak akan bisa kita nikmati kalau kita sakit, apalagi sakit parah yang bisa menelan biaya more than we could afford it!

Well...kalau sakit gak enak...

Pertanyaannya kenapa sih Rasulullah menyuruh kita untuk bersabar dalam menghadapi penyakit?
Tentunya karena penyakit itu bisa menggugurkan dosa-dosa kita.

Kenapa begitu?

Ketika kita sakit kita cenderung intropeksi dan sadar diri bahwa kita adalah manusia yang lemah yang bisa ditumbangkan oleh hal kecil seperti virus, bakteri, tumor, nyamuk dst.
Ketika kita sakit, kita lebih sadar bahwa kita butuh Tuhan disamping kita dan kita butuh sholat untuk memohon kesehatan dan kebahagiaan. Kita lebih sadar bahwa sholat itu kebutuhan bukan hanya kewajiban. Kita yang butuh Tuhan dan bukan Tuhan yang butuh kita.

Selain itu, sakit membuat kita membentuk kebiasaan baik yang baru misalnya, jadi rajin olahraga, rutin minum air putih yang cukup, rajin sikat gigi, avoid junk food and eat more healthy food, tidak begadang, tidak terlalu menghabiskan waktu untuk berseluncur di sosmed yang mungkin lebih banyak menimbulkan dosa misalnya iri, riya, atau zina mata hehehe.

Oh iya .. Kalau sakit kita membuat kita terbangun jam 2 atau jam 3, kita harus bersyukur, tandanya sakit kita adalah alarm buat kita untuk bisa sholat malam and get closer to Allah. (This is what my Mom told to me)

And last but not least, ketika kita sakit biasanya kita akan pergi ke klinik atau ke rumah sakit. Disana kita bisa liat banyak orang yang sakitnya lebih parah dibanding kita, dan saat itulah kita harus bersyukur karena penyakit yang kita derita masih lebih ringan dan gak ada apa-apanya dibanding mereka. Apalagi kalau sakit kita masih se-level sakit hati hehe.
Sakit hati gak bisa move on sampe gak nafsu makan dan darah rendah. Eh, pas ke rumah sakit nemu orang yang level penyakitnya stroke, pikun, lumpuh dll. Duh malu atuh..baru sakit hati udah ngeluh hehehe..

Sebenarnya masih banyak hikmah yang bisa kita ambil dari sepahit-pahitnya pengalaman sakit yang kita alami, but i couldn't mention one by one in my beloved blog.

So, kalau kalian mau menambahkan hikmah sakit versi kalian, you can just add in the comment section below!
Thanks for reading! I hope you enjoy and get something from what i've shared to you! 😊
CMIIW


No comments:

Post a Comment

The Perks of Being an Introvert

    The Perks of Being an Introvert   Being an introvert means that someone gains energy from being solitude away from the crowd. Norm...